Bisnis warnet sekarang makin marak dijalankan, apalagi di kota-kota yang punya banyak kampus.
Kalo boleh dirinci, persiapan usaha ini meliputi :
Nah, namanya juga bisnis untuk meraih keuntungan. Pastinya kita juga punya dong langkah-langkah buat narik user. Mulai dari ngasih diskon sampe dengan kasih souvenir (di Malang, ada lho warnet yang kasih souvenir buat pelanggan setianya). Semuanya dilakukan dalam rangka mengumpulkan pundi-pundi uang yang nantinya bakal digunakan untuk bayar biaya bulanan (biaya sewa tampat, rekening listrik, telepon, air, beban ISP, bayar gaji pegawai, dll). Dari total uang yang dikumpulkan tiap harinya, setelah digunakan buat bayar tagihan bulanan, kalo masih ada sisanya, barulah itu yang dibilang dengan keuntungan. :D
Yang jadi permasalahan sekarang adalah situasi yang rumit karena adanya pembajakan, pornoaksi, pornografi, dan software bajakan, dimana semua itu masuk dalam kegiatan sebuah warnet (gak bisa dipungkiri hal ini memang terjadi). Di sela-sela kita mengais uang kecil dari user, terkadang pemilik warnet masih merasa deg-degan kalau saja tiba-tiba ada razia pornografi atau pun software ilegal.
Ada sebuah fenomena, dimana di suatu lokasi terdapat 4 warnet sekaligus. Di situ masih 1 warnet yang sudah menggunakan OS Windows asli untuk setiap pc-nya. Bahkan warnet itu juga punya MSRA (Microsoft Software Rent Agreement) yang harus diperbarui setahun sekali. Program-program di dalamnya pun pake software open source (misal : open office dipake sebagai pengganti microsoft office). Bahkan saking taatnya (selain biar gak kena pasal pembajakan) di warnet itu gak disediain mp3 atau movies. Bilik user juga tidak dipasang tertutup (jd, siapa aja yang lewat bisa liat lg ngapain usernya) untuk menghindari pornoaksi.
Hal ini gak berlaku untuk ketiga warnet lainnya. Mereka semua pada nyantai nyediain MP3 atau movie. Software yang dipake pun software yang udah dikenal khalayak umum, walaupun pake yang bajakan. OS Windows aja belum asli, gimana mau dapet MSRA. Bahkan di dua warnet yang lain, mereka nyediain game online, dimana kalo mereka punya MSRA, sebenernya hal ini dilarang, karena untuk OS Windows boleh digunakan untuk kegiatan sewa-menyewa tapi gak boleh ada game di dalamnya.
Alhasil, dan sesuai kenyataan yang ada, "warnet resmi" itu bener-bener sepi pengunjung dibandingkan sama ketiga warnet lainnya. He he .. miris ya ? Di saat mencoba untuk taat hukum dan lainnya berusaha cuek, ternyata user pun tetap memilih warnet yang tidak taat hukum. Sudah pastilah, mereka akan lebih nyaman untuk browsing sambil denger mp3. Bisa back up berbagai macam movies (kayaknya bokep juga ada lho :D). User kayaknya juga dah terbiasa buat pake microsoft office dibandingkan open office.
Otomatis dengan pasar yang semakin mati untuk warnet yang taat hukum, penghasilan tidak akan sebanding dengan pengeluaran yang harus ditanggung. Boro-boro meraih untung, bisa bertahan saja sudah bagus. Pastinya kalo cuman bertahan, modal yang dikeluarin di awal itu juga kapan nutupnya ? Temen-temen blogger .. ada tanggapan gak untuk situasi kayak gini ? Ayo kompakan dong buat semua pemilik warnet, bersaing secara sehat dan ikutin peraturan yang ada ! (Kira-kira pada mau gak ya ? he he he)
Kalo boleh dirinci, persiapan usaha ini meliputi :
- Pemilihan lokasi bisnis (tentunya tempat yang akan dijadikan warnet, bisa sewa, bisa milik sendiri).
- Penyesuaian daya listrik (kalo listriknya gak ngangkat, gimana bisa beroperasi tuh warnet).
- Desain interior (sekarang warnet gak cuman mengedepankan kecepatan koneksi, banyak juga yang jual kenyamanan).
- Instalasi jaringan.
- Pemasangan PC user, admin, router, server, dll (mulai masukin meja-meja, kursi, komputer, dll).
- Penyediaan software billing maupun software buat PC user.
- Pemilihan ISP yang tepat (kalo bisa dapet harga murah dengan bandwith yang tinggi, he he he).
- Ngurus perijinan (mulai ijin usaha sampe ijin reklame).
- Apalagi ya ? umm .. sementara itu aja deh yang disebutin. Kalo hal kecil" lainnya masih banyak sebenernya, seperti biaya tukang, rekrutmen pegawai, dsb.
Nah, namanya juga bisnis untuk meraih keuntungan. Pastinya kita juga punya dong langkah-langkah buat narik user. Mulai dari ngasih diskon sampe dengan kasih souvenir (di Malang, ada lho warnet yang kasih souvenir buat pelanggan setianya). Semuanya dilakukan dalam rangka mengumpulkan pundi-pundi uang yang nantinya bakal digunakan untuk bayar biaya bulanan (biaya sewa tampat, rekening listrik, telepon, air, beban ISP, bayar gaji pegawai, dll). Dari total uang yang dikumpulkan tiap harinya, setelah digunakan buat bayar tagihan bulanan, kalo masih ada sisanya, barulah itu yang dibilang dengan keuntungan. :D
Yang jadi permasalahan sekarang adalah situasi yang rumit karena adanya pembajakan, pornoaksi, pornografi, dan software bajakan, dimana semua itu masuk dalam kegiatan sebuah warnet (gak bisa dipungkiri hal ini memang terjadi). Di sela-sela kita mengais uang kecil dari user, terkadang pemilik warnet masih merasa deg-degan kalau saja tiba-tiba ada razia pornografi atau pun software ilegal.
Ada sebuah fenomena, dimana di suatu lokasi terdapat 4 warnet sekaligus. Di situ masih 1 warnet yang sudah menggunakan OS Windows asli untuk setiap pc-nya. Bahkan warnet itu juga punya MSRA (Microsoft Software Rent Agreement) yang harus diperbarui setahun sekali. Program-program di dalamnya pun pake software open source (misal : open office dipake sebagai pengganti microsoft office). Bahkan saking taatnya (selain biar gak kena pasal pembajakan) di warnet itu gak disediain mp3 atau movies. Bilik user juga tidak dipasang tertutup (jd, siapa aja yang lewat bisa liat lg ngapain usernya) untuk menghindari pornoaksi.
Hal ini gak berlaku untuk ketiga warnet lainnya. Mereka semua pada nyantai nyediain MP3 atau movie. Software yang dipake pun software yang udah dikenal khalayak umum, walaupun pake yang bajakan. OS Windows aja belum asli, gimana mau dapet MSRA. Bahkan di dua warnet yang lain, mereka nyediain game online, dimana kalo mereka punya MSRA, sebenernya hal ini dilarang, karena untuk OS Windows boleh digunakan untuk kegiatan sewa-menyewa tapi gak boleh ada game di dalamnya.
Alhasil, dan sesuai kenyataan yang ada, "warnet resmi" itu bener-bener sepi pengunjung dibandingkan sama ketiga warnet lainnya. He he .. miris ya ? Di saat mencoba untuk taat hukum dan lainnya berusaha cuek, ternyata user pun tetap memilih warnet yang tidak taat hukum. Sudah pastilah, mereka akan lebih nyaman untuk browsing sambil denger mp3. Bisa back up berbagai macam movies (kayaknya bokep juga ada lho :D). User kayaknya juga dah terbiasa buat pake microsoft office dibandingkan open office.
Otomatis dengan pasar yang semakin mati untuk warnet yang taat hukum, penghasilan tidak akan sebanding dengan pengeluaran yang harus ditanggung. Boro-boro meraih untung, bisa bertahan saja sudah bagus. Pastinya kalo cuman bertahan, modal yang dikeluarin di awal itu juga kapan nutupnya ? Temen-temen blogger .. ada tanggapan gak untuk situasi kayak gini ? Ayo kompakan dong buat semua pemilik warnet, bersaing secara sehat dan ikutin peraturan yang ada ! (Kira-kira pada mau gak ya ? he he he)